Hehehe, barusan nonton siaran langsung AREMA VS PERSISAM, ikut2 an demam ISL, tadi seluruh jalanan kota malang sepi, semua warga asyik nonton arema di rumahnya masing2, ato ngumpul di stadion kanjuruan.
Mungkin begini bozz, kalo berdasarkan definisi yang berlaku umum, istilah bodoh disini mungkin sulit diterima, tidak ada seorangpun yang mau disebut orang bodoh, coba istilah ini anda lontarkan ke temen ato keluarga anda, bisa2 ada hadiah bogem mentah yang segera mendarat manis di wajah mulus anda hahahaha
Tetapi apa yang disampaikan oleh AL MUkharom Kyai Haji Abi Tamim ini penuh muatan filosofi dengan majas tertentu, sehingga untuk memahaminya pun tidak cukup dengan sudut pandang leksikal saja, sehingga tidak terjebak oleh istilah dan sebutan.
Karena saya bukan dari kalangan akademisi, ilmuwan, agamawan, maupun kaum filosfof dan sejinisnya, saya mencoba coment sesuai maqom saya, ada istilah "Di ATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT" kalo diartikan memang seharusnya kita tetap harus merasa bodoh, karena mungkin ada orang lain yang jauh lebih hebat dari kita. sehingga kita tidak sombong kemampuan kita.
Sedikit menetralisir, NO BODy PERFECT, tidak ada manusia yang sempurna, tidak ada orang yang mampu mengusai semua bidang. Orang yang pandai dalam bidang tertentu, belum tentu mahir dalam bidang yang lain. Sebutan PIntar dan bodoh pun masih relatif, sesuai kontek masing2, Mahasiswa yang nilai matematika nya Jelek, tapi NIlai yang lain bagus, tidak bisa dikatakan bodoh bukan? ada Indek Prestasi Kumulatif yang mengukur kemampuan akademis seseorang.
Beberapa komparasi antara si pintar dan si bodoh yang dipaparkan oleh sang kyai di halaman awal, kalo diliat dari kacamata lain mungkin hanya bertukar tempat ya?
Jadilah Bodoh,jangan dimaknai betul2 bodoh dan tidak tahu apa2, tetapi justru sebuah seruan, agar kita tidak terbelenggu oleh kebodohan itu sendiri.
begitu menurut si bodoh, Salam Satu JIwa!