b. Makanan Tambahan
1. Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupa sisa-sisa
makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus
ayam, dan bangkai.
2. Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung, dan
bekicot (2:1:1).
c. Makanan Buatan (Pellet)
1. Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacang kedele=20,00;
tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00; tepung kacang hijau=9,00;
tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;
2. Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak
dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%. Penambahan lemak dapat
diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan
kepada lele. Lumuran minyak juga dapat memperlambat pellet tenggelam.
3. Cara pemberian pakan:
- Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dan diberikan pada
ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makanan yang berbentuk tepung.
- Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberi makanan yang
berbentuk pellet.
- Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhu tinggi dapat
mengurangi nafsu makan lele.
3) Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang
berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengan dosis 200
ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6
bulan.
b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan dengan menyutik
dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendam lele
dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,53 ppm selama 30 menit.
4) Pemeliharaan Kolam/Tambak
a. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk
memberantas hama dan bibit penyakit.
b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara mengganti semua
air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2 malam.
c. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan dilakukan
pengapuran dengan dosis 200 gram/m2 selama satu minggu. Tepung kapur (CaO)
ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai
tanah dasar kolam retak-retak.
d. Hama dan Penyakit
a. Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu
kehidupan lele.
11
b. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara
lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan
belut.
c. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang
hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang
hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah
seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. 1) Penyakit karena
bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla Bentuk bakteri ini
seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan
cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,70,8 x 11,5 mikron. Gejala:
iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-
megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar
tetap bersih, termasuk kualitas air.
Pengobatan melalui makanan antara lain:
(1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 710 hari
berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 34 hari.
2) Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap,
perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi
berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar
mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam.
Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 57,5 gram/100 kg
ikan/hari selama 515 hari.
3) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang
kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas,
pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup
insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut
diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa
direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,53 ppm selama 30 menit dan telur
direndam Malachyte Green Oxalate 0,10,2 ppm selama 1 jam atau 510 ppm
selama 15 menit.
4) Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang
amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis.
Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air;
(2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering
menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air
harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman
ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan
larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 1224 jam, kemudian ikan
diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
5) Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus
menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip.
Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang
akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian:
(1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit;
(2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4)
0,01% selama
30 menit;
(4) memakai larutan NaCl 2% selama
30 menit; (5) dapat juga memakai larutan
NH4OH 0,5% selama
10 menit.
6) Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala:
pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat
mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm. 7.2. Hama
Kolam/Tambak Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor
penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
1) Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan
yang suhunya lebih dingin.
2) Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
3) Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4) Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
Panen
Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
1) Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu
dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2) Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4
bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaan
ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
3) Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu
kepanasan.
4) Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan
seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
5) Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6) Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan
dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
7) Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2
hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
13
Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
1) Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur
sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.
2) Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat
kalikus (PK) dengan cara yang sama.
3) Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar
matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.
Pascapanen
1) Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perut ya.
Sebelumdibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukul
kepalanya memakai muntu atau kayu.
2) Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karena
dapat menyebabkan daging terasa pahit.
3) Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai
ragam masakan.
3. Aspek Manajemen
a.
Manajemen Tenaga Kerja
Tenaga kerja diambil dari penduduk sekitar sesuai dengan fungsi dan
tugasnya dalam bidang tertentu yang rutinitas pada beberapa kesempatan
dilakukan pembinaan dan pelatihan baik moril atau materil untuk meningkatkan
motivasi dan kegiatankerja personil.
b.
Manajemen Pemasaran
Pemilihan pasar dilakukan terlebih dahulu survei pasar guna melihat potensi
pasar dan keinginan konsumen serta pengambilan dan pengumpulan data terus
menerus yang bersifat ringan hingga berat. Disamping itu untuk melihat
perasingan usaha sejenis sehingga dapat menentukan kebijakan harga jual
dengan perhitungan biaya.
4. Aspek Finansial
Permodalan dapat ditunjang dari modal sendiri dan pinjaman halal dari
pihak lain atau lembaga pemberi kredit.
5. Aspek Sosial
Kebutuhan akan kecukupan gizi seperti protein yang tinggi di masyarakat
mendorong untuk mencari varian baru dari lauk berkadar protein tinggi yang
terjangkau selain telur. Ikan merupakan salah satu penyumbang protein selain
telor.
6.Aspek Hukum
Pendirian usaha dengan bentuk UD atau Usaha Dagang yang memiliki
surat izin seperti NPWP, SIUP, TDP, dan SITU yang sewaktu-waktu dalam kurun
waktu yang tidak ditentukan akan terus berkembang.
. Aspek Lingkungan
Penggunaan bahan obat penyakit dan penanggulangan hama harus dengan
kadar rendah hingga tinggi dengan melihat dampak yang terjadi di lingkungan
budidaya.
III.
ANALISA KELAYAKAN USAHA
ANALISA USAHA
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik
1. Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,-
= Rp
1.000.000,-
b. Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,-
= Rp
1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,-
= Rp
750.000,-
Rp
3.250.000,-
2. Biaya Tetap
a. Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn
= Rp
1.000.000,-
b.Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp
1.500.000,-/2 thn
= Rp
750.000,-
c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn
= Rp
150.000,-
Rp
1.900.000,-
3. Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3700
= Rp
17.760.000,-
b.Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp
80,-
= Rp
2.021.052,63
c. Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,-
= Rp
300.000,-
d. Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,-
= Rp
200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,-
= Rp
3.000.000,-
f.Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,-
= Rp
1.200.000,-
Rp
24.281.052,63
4. Total Biaya
Rp
26.181.052,63
5. Pendapatan
Rp
28.800.000,00
Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -,
6. KEUNTUNGAN
Rp
2.418.947,37
7.Break Event Point (BEP)
Volume produksi =4.396,84 kg
Harga produksi
=Rp 5.496,05
15
Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan
Budidaya
IV.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Usaha budidaya lele terutama untuk varietas baru yaitu lele sangkuriang
sangat terbuka pasarnya. Ditambah kebutuhan akan lele yang belum terpenuhi
dibeberapa tempat mendorong usaha ini untuk maju. Dengan ditunjang
karakteristik lele tersebut yang berdaging tebal dan cepat sekali pertumbuhannya
dibanding dengan lele dumbo.
2. Rekomendasi
Usaha ini layak untuk dicoba karena peluangnya yang tinggi, bahkan bisa
menjadi produk subtitusi dari lele dumbo.